Langsung ke konten utama

Tanah Bumbu Miniatur Budaya Nusantara Dengan Segelintir Problematikanya

Oleh    : Agus Rismalian Noor
- Ketum LSM Peduli Tanah Air (PETA) Kalsel -


Kabupaten Tanah Bumbu selain dikenal dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) nya juga dikenal dengan keberagaman budaya Nusantara yang selama ini tumbuh dan berkembang mengisi kelestarian kekayaan khazanah seni tradisional di Bumi Bersujud.

Kekayaan dan keberagaman budaya Nusantara di Bumi Bersujud ini dikarenakan warga Tanah Bumbu yang multi kultural, beberapa ragam budaya dengan seni tradisi yang menarik ada di Tanah Bumbu dan tumbuh subur.

Sebut saja Suku Bugis yang notabane mendiami daerah pesisir Tanah Bumbu dengan ragam keseniannya dan tradisi Mappanretasi yang digelar di Kota Pagatan setiap Tahun serta mampu menyedot ribuan wisatawan datang ke Tanah Bumbu, Suku Jawa dengan juga berbagai macam kesenian dan tradisi budayanya yang baru baru ini pula mengadakan kegiatan akbar menampilkan puluhan paguyuban reog di Tanah bumbu dalam acara gerebeg suroan di Kecamatan Karang Bintang Tanah Bumbu. Suku Bali dengan kesenian tradisi dan budayanya yang khas juga mampu menarik para wisatawan untuk datang ke Tanah Bumbu melalui acara tahunan melasti yang dilaksanakan di Pantai Indah madani Sungai Loban.

Selain itu Kesenian dan tradisi budaya Suku Lombok dengan gendang Bele nya, Kesenian dan tradisi budaya Suku Toraja, Kesenian dan tradisi Suku Batak, Kesenian dan tradisi Budaya Dayak dan ragam kesenian budaya serta kesenian suku banjar di Bumi bersujud mampu membuat Tanah Bumbu seolah menjadi cerminan Nusantara Kecil (miniatur) di sisi tenggara pulau Kalimantan.

Oleh karena melihat potensi budaya yang tumbuh di Tanah Bumbu, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui instansi terkait bersinergi mengemas potensi budaya dan pariwisata untuk menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) diluar dari PAD yang berasal dari Sumber Daya Alam yang kini mulai stagnan.

Hal ini terbukti dengan lebih seriusnya Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam memperhatikan perkembangan kesenian dan kebudayaan demi meningkatkan pendapatan di Sektor Pariwasata.

Selain itu, untuk menyediakan wadah komunikasi dan apresiasi bagi para pelaku seni, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu juga telah merestui dengan terbentuknya Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Tanah Bumbu yang pada tanggal 19 September 2017 yang lalu baru saja melakukan musyawarah dan memilih kepengurusan DKD Tanah Bumbu yang baru.

Namun seiring dengan maksud dan tujuan mulia Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu untuk melestarikan kesenian tradisi dan budaya yang ada di Tanah Bumbu, musyawarah dan pembentukan kepengurusan DKD Tanah Bumbu menorehkan sedikit goresan luka bagi para pegiat seni yang ada di Tanah Bumbu.

Pembentukan kepengurusan DKD Tanah Bumbu seolah hanya untuk kepentingan segelintir golongan dan ada sangkaan hanya untuk memuluskan turunnya anggaran daerah yang kabarnya lumayan besar telah disediakan daerah untuk pengembangan kesenian tradisi dan budaya daerah yang ada di Tanah Bumbu. Bahkan yang lebih ironi ada pula sangkaan pembentukan kepengurusan DKD Tanah Bumbu yang baru penuh dengan kepentingan politik demi menggalang simpati masyarakat pada perhelatan pesta politik yang sebentar lagi akan digelar.

Semua hal itu bukan tidak beralasan, tidak sedikit para pegiat seni tradisi yang ada di Tanah Bumbu mengeluh kecewa karena dalam pembentukan kepengurusan DKD yang baru tidak melibatkan keterwakilan para pegiat seni dari berbagai komunitas dan paguyuban seni yang ada di Tanah Bumbu.

Terlepas dari problematika kepengurusan DKD Tanah Bumbu yang baru, kita semua berharap semoga perkembangan ragam seni tradisi budaya Nusantara yang tumbuh di Tanah Bumbu lebih berkembang ke arah yang lebih baik. Sebagai cerminan atau miniatur ragam budaya nusantara yang ada di Bumi Bersujud mampu menyumbangkan pendapatan daerah melalui sektor pariwiasata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT RUI Akan Beraktifitas Kembali, Warga Sudan Resah

Satui, Tanah Bumbu - Warga RT.01 dan RT.02 Desa Sungai danau Kecamatan Satui gelisah dengan adanya kabar salah satu perusahaan pertambangan batubara yang berlokasi di wilayah Desa Sungai Danau akan kembali melakukan aktifitas pertambangan batubara. Adalah PT Rizqi Utama Indobara (RUI) salah satu perusahaan pertambangan batubara yang ada di Satui Kabupaten Tanah Bumbu yang diinformasikan akan melakukan kembali aktifitas pertambangan batubara yang selama ini telah vakum. Diketahui berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SATUINFO , PT RUI menghentikan aktifitas pertambangan beberapa tahun silam dikarenakan sebelumnya lokasi tambang milik PT RUI jebol diterjang banjir musiman yang terjadi di Satui. Posisi tambang PT RUI sendiri memang sangat dekat dengan lokasi sungai Satui. Kegelisahan warga dengan akan beraktifitasnya kembali PT RUI dikarekan warga khawatir dengan dampak yang terjadi akibat aktifitas pertambangan batubara, seperti longsor dan krisis ketersediaa

Akibat Eks Pertambangan Ilegal, Jalan Citrawati Terancam Putus

Satui, Tanah Bumbu – Jalan Citrawati Desa Sungai danau Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu terancam longsor dan putus, belasan rumah warga terancam terisolasi. Kawasan Jalan Citrawati yang merupakan batas antara desa Sungai danau dan desa Makmur Mulia Kecamatan Satui Kabupaten Tanah bumbu selama ini diketahui merupakan salah satu display bekas kejayaan pertambangan batubara ilegal di Kabupaten Tanah Bumbu. Pada kawasan jalan citrawati tersebut, banyak ditemukan lobang eks galian tambang batubara yang berpotensi menyebabkan longsor. Dan baru baru ini, Sabtu (23/9)   pada sisi badan jalan citrwati ditemukan bukaan lobang selebar kurang lebih 1 meter, yang mana lobang tersebut pada sisi dalamnya terdapat semacam terowongan besar diduga bekas terowongan buatan para pekerja tambang batubara manualan. Akibat adanya penemuan bukaan lobang tersebut, sejumlah warga yang bermukim di sekitaran Jalan Citrawati Desa Sungai danau mulai resah. Mereka khawatir akan terjadi longso

Perbatasan Tala - Tanbu Terancam Putus

S atui,Tanah Bumbu – Jalan Trans Kalimantan jalur Banjarmasin – Batulicin atau tepatnya di Jalan Propinsi Desa Sungai Cuka yang merupakan pintu gerbang masuk Kabupaten Tanah Bumbu dari arah Banjarmasin mengalami longsor pada bahu jalannya dan disinyalir akan membuat putus jalan utama penghubung antara Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut. Lokasi Longsornya Bahu Jalan Trans Kalimantan Jalur Banjarmasin _ Batulicin tersebut persis di Perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu. Longsor Bahu Jalan trans Kalimantan ini telah terjadi sejak sekira 2 bulan silam dan hingga sekarang longsoran bahu jalan telah semakin lebar serta sangat membahayakan warga pengguna jalan. Kondisi di lokasi bahu jalan yang longsor memang sedikit ekstrim, selain pada lokasi tersebut adalah tanjakan terjal juga ada tikungan tajam dan jembatan dengan jurang yang cukup dalam sehingga bagi warga pengguna jalan yang melintas di lokasi tersebut harus ekstra hati hati agar tidak m