Langsung ke konten utama

Kejayaan Pertambangan Batubara Berakhir dan Menyisakan Kerusakan Lingkungan



Foto By. LSM PETA KALSEL

Kalimantan Selatan , terutama Kabupaten Tanah Bumbu terkenal dengan kekayaan Sumber daya Alam nya, baik sumber daya alam dari komoditi perkebunan sawit maupun pertambangan batubara.

Dalam dekade 10 tahun belakangan, komoditi pertambangan batubara di Kabupaten Tanah Bumbu seolah menjadi permata bagi para pelaku bisnis di Tanah air ini. Setelah kejayaan bisnis kayu berakhir masanya, bisnis dalam dunia pertambangan batubara menjadi primadona bagi para pelaku bisnis.

Investor lokal maupun internasional ramai mendatangi kabupaten yang masih belia di Kalimantan Selatan itu. Perusahaan skala kecil hingga berskala internasional juga menjamur melakukan investasi dalam bisnis pertambangan batubara di Kabupaten Tanah Bumbu.

Namun seiring berjalannya waktu, pada medium tahun 2014, pamor kejayaan bisnis pertambangan batubara mulai mengalami keredupan, hal itu dikarenakan dampak dari krisis ekonomi global dan terjadinya peristiwa pembajakan kapal tongkang pengangkut batubara di perairan Filipina pada tahun berikutnya. Ditambah lagi dengan munculnya regulasi aturan pertambangan batubara dari Pemerintah Republik Indonesia.

Dengan meredupnya usaha di dunia pertambangan batubara membuat para pengusaha dan investor angkat kaki dari kabupaten Tanah Bumbu serta menyisakan sejumlah permasalahan lingkungan akibat lubang eks galian tambang batubara yang belum direklamasi.

Tidak sedikit lubang besar eks galian tambang batubara yang mengancam keberadaan lingkungan lingkar tambang. Ada sejumlah desa di Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu yang sebagian wilayahnya terancam akibat dampak dari pertambangan batubara yang belum dilakukan reklamasi.
 
Foto by. LSM PETA KALSEL
Ratusan kepala keluarga di lingkar tambang terancam kehilangan tempat tinggal akibat ancaman longsor eks lubang galian tambang. Sejumlah fasilitas umum seperti jalan propinsi, sekolah dan masjid juga terancam keberadaanya.

Longsor akibat eks galian tambang batubara yang merugikan masyarakat di wilayah Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu sendiri telah terjadi beberapa kali. Bahkan pada sekira tahun 2015 telah terjadi longsor akibat eks galian lubang tambang yang belum  direklamasi di wilayah desa Satui Barat kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu dan menyebabkan akses jalan propinsi jalur Banjarmasin – Batulicin dipindah.

Saat ini, kejayaan pertambangan batubara yang pernah melambungkan nama Tanah Bumbu di mata nasional hanya menyisakan kerusakan lingkungan dengan puluhan lubang eks galian tambang batubara yang belum direklamasi dan menyisakan ancaman bagi lingkungan dan warga yang bermukim di sekitar lingkar tambang. 

Entahlah siapa yang bertanggung jawab terhadap semua kerusakan lingkungan itu, yang pasti warga masyarakat lah yang pasti akan menerima dampak negatif dari kerusakan lingkungan yang terjadi.

*** Tulisan ini pernah dimuat pada Surat Kabar Mingguan KORAN BANJAR ***

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT RUI Akan Beraktifitas Kembali, Warga Sudan Resah

Satui, Tanah Bumbu - Warga RT.01 dan RT.02 Desa Sungai danau Kecamatan Satui gelisah dengan adanya kabar salah satu perusahaan pertambangan batubara yang berlokasi di wilayah Desa Sungai Danau akan kembali melakukan aktifitas pertambangan batubara. Adalah PT Rizqi Utama Indobara (RUI) salah satu perusahaan pertambangan batubara yang ada di Satui Kabupaten Tanah Bumbu yang diinformasikan akan melakukan kembali aktifitas pertambangan batubara yang selama ini telah vakum. Diketahui berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SATUINFO , PT RUI menghentikan aktifitas pertambangan beberapa tahun silam dikarenakan sebelumnya lokasi tambang milik PT RUI jebol diterjang banjir musiman yang terjadi di Satui. Posisi tambang PT RUI sendiri memang sangat dekat dengan lokasi sungai Satui. Kegelisahan warga dengan akan beraktifitasnya kembali PT RUI dikarekan warga khawatir dengan dampak yang terjadi akibat aktifitas pertambangan batubara, seperti longsor dan krisis ketersediaa

Akibat Eks Pertambangan Ilegal, Jalan Citrawati Terancam Putus

Satui, Tanah Bumbu – Jalan Citrawati Desa Sungai danau Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu terancam longsor dan putus, belasan rumah warga terancam terisolasi. Kawasan Jalan Citrawati yang merupakan batas antara desa Sungai danau dan desa Makmur Mulia Kecamatan Satui Kabupaten Tanah bumbu selama ini diketahui merupakan salah satu display bekas kejayaan pertambangan batubara ilegal di Kabupaten Tanah Bumbu. Pada kawasan jalan citrawati tersebut, banyak ditemukan lobang eks galian tambang batubara yang berpotensi menyebabkan longsor. Dan baru baru ini, Sabtu (23/9)   pada sisi badan jalan citrwati ditemukan bukaan lobang selebar kurang lebih 1 meter, yang mana lobang tersebut pada sisi dalamnya terdapat semacam terowongan besar diduga bekas terowongan buatan para pekerja tambang batubara manualan. Akibat adanya penemuan bukaan lobang tersebut, sejumlah warga yang bermukim di sekitaran Jalan Citrawati Desa Sungai danau mulai resah. Mereka khawatir akan terjadi longso

Perbatasan Tala - Tanbu Terancam Putus

S atui,Tanah Bumbu – Jalan Trans Kalimantan jalur Banjarmasin – Batulicin atau tepatnya di Jalan Propinsi Desa Sungai Cuka yang merupakan pintu gerbang masuk Kabupaten Tanah Bumbu dari arah Banjarmasin mengalami longsor pada bahu jalannya dan disinyalir akan membuat putus jalan utama penghubung antara Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut. Lokasi Longsornya Bahu Jalan Trans Kalimantan Jalur Banjarmasin _ Batulicin tersebut persis di Perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu. Longsor Bahu Jalan trans Kalimantan ini telah terjadi sejak sekira 2 bulan silam dan hingga sekarang longsoran bahu jalan telah semakin lebar serta sangat membahayakan warga pengguna jalan. Kondisi di lokasi bahu jalan yang longsor memang sedikit ekstrim, selain pada lokasi tersebut adalah tanjakan terjal juga ada tikungan tajam dan jembatan dengan jurang yang cukup dalam sehingga bagi warga pengguna jalan yang melintas di lokasi tersebut harus ekstra hati hati agar tidak m